Sabtu, 03 Maret 2012

FLORA FAUNA 4

Inilah Ulat Bulu Pembunuh


Udara dingin pagi hari berhembus perlahammengurangi suhu badan yang sudah naik akibat penatnya saya berjalan 5 kilometer menaiki bukit dimana kebun tempat saya menanam ubi dan ketela berada. Saya sudah membayangkan segarnya kelapa muda yang berada disamping gubuk tempat beristirahat di kebun yang sering juga saya gunakan menginap untuk refreshing seandainya saya bosan dirumah.
Mendung mulai berarak bergayut menutupi sebagian sinar mentari...good...dalam hati saya berkata, tanpa sengaja mata saya melihat pohon alpukat yang tumbuh dipinggir jalan setapak menuju kebun. Mula -mula saya tidak begitu memperhatikan hingga ternampak kilatan mengkilat disekitar batang pohon alpukat tersebut....dengan rasa ingin tahu saya mendekati pohon alpukat itu. Tidak ada yang aneh, tetapi langkah saya tidak berhenti begitu saja, begitu berada 3 meter dari pohon baru saya mengerti apa yang menyebabkan kilatan tadi...disekitar kulit kayu alpukat bergerombol ulat bulu yang berjumlah ratusan mungkin, dan embun pagi yang menempel di bulu-bulunya tadi yang membiaskan cahaya matahari hingga menarik perhatian saya.
Dasar, namanya juga Mbahware...bukannya jijik atau geli, malah mendekat lagi mencoba meneliti ulat bulu yang bergerombol tersebut. Sayang sekali saya waktu itu tidak membawa alat photografi sama sekali, handphone pun saya tinggal di rumah, well mau apalagi....no dokumentasi...too bad....
Perlahan saya majukan badan dan kepala untuk melihat lebih dekat ulat-ulat bulu ini, ukuran ulat ini mungkin sekitar 4 cm hingga 5 cm dengan panjang bulu hingga 1cm , berwarna gelap coklat kehitaman dengan lingkar merah sedikit oranye dan bulu berwarna putih keperakan apalgi dengan tetes embun yang melekat dibulu-bulunya menambah menarik yang melihat. Saking tertariknya saya tanpa sengaja telapak tangan saya bersandar di kulit kayu alpukat sedang mata ini terus menatap pemandangan yang tersaji didepan mata....tiba-tiba "sring" saya terkejut karena telapak tangan dekat ibu jari bagian atas seperti teriris pisau dapur ( mungkin karena saya terlalu sering kena pisau dulu waktu masih menjadi seorang cook,jadi saya hapal betul rasanya). Dengan cepat saya meneliti telapak tangan saya apakah mengeluarkan darah atau mungkin benda apa yang telah melukai tangan saya, but there's nothing...!! rasa panas dan perih mulai seperti membakar telapak tangan, agaknya salah satu dari ulat ulat bulu tersebut terpisah dari gerombolannya dan menyempatkan diri berkenalan dengan saya dengan cara menempelkan beberapa bulunya ke kulit saya....
Memang rasanya tidak sepanas *ulat api ( setora nitens ) pohon palm atau kelapa sawit tetapi cukup membuat saya jengkel, bersegera saya ke gubuk untuk mencari tanaman kunyit buat menawarkan rasa nyeri dan panas sengatan ulat bulu tadi.....
* ulat api ( setora nitens )
Dalam hati saya bersyukur, untung baru ulat bulu pohon alpukat, andai saja yang menyengat saya tadi adalah Lonomia Obliqua mungkin saya sudah tergeletak tak berdaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar