Inilah Ulat Bulu Pembunuh
Udara dingin pagi hari berhembus
perlahammengurangi suhu badan yang sudah naik akibat penatnya saya
berjalan 5 kilometer menaiki bukit dimana kebun tempat saya menanam ubi
dan ketela berada. Saya sudah membayangkan segarnya kelapa muda yang
berada disamping gubuk tempat beristirahat di kebun yang sering juga
saya gunakan menginap untuk refreshing seandainya saya bosan dirumah.
Mendung
mulai berarak bergayut menutupi sebagian sinar mentari...good...dalam
hati saya berkata, tanpa sengaja mata saya melihat pohon alpukat yang
tumbuh dipinggir jalan setapak menuju kebun. Mula -mula saya tidak
begitu memperhatikan hingga ternampak kilatan mengkilat disekitar
batang pohon alpukat tersebut....dengan rasa ingin tahu saya mendekati
pohon alpukat itu. Tidak ada yang aneh, tetapi langkah saya tidak
berhenti begitu saja, begitu berada 3 meter dari pohon baru saya
mengerti apa yang menyebabkan kilatan tadi...disekitar kulit kayu
alpukat bergerombol ulat bulu yang berjumlah ratusan mungkin, dan embun
pagi yang menempel di bulu-bulunya tadi yang membiaskan cahaya
matahari hingga menarik perhatian saya.
Dasar,
namanya juga Mbahware...bukannya jijik atau geli, malah mendekat lagi
mencoba meneliti ulat bulu yang bergerombol tersebut. Sayang sekali
saya waktu itu tidak membawa alat photografi sama sekali, handphone pun
saya tinggal di rumah, well mau apalagi....no dokumentasi...too
bad....
Perlahan saya majukan
badan dan kepala untuk melihat lebih dekat ulat-ulat bulu ini, ukuran
ulat ini mungkin sekitar 4 cm hingga 5 cm dengan panjang bulu hingga
1cm , berwarna gelap coklat kehitaman dengan lingkar merah sedikit
oranye dan bulu berwarna putih keperakan apalgi dengan tetes embun yang
melekat dibulu-bulunya menambah menarik yang melihat. Saking
tertariknya saya tanpa sengaja telapak tangan saya bersandar di kulit
kayu alpukat sedang mata ini terus menatap pemandangan yang tersaji
didepan mata....tiba-tiba "sring" saya terkejut karena telapak tangan
dekat ibu jari bagian atas seperti teriris pisau dapur ( mungkin karena
saya terlalu sering kena pisau dulu waktu masih menjadi seorang
cook,jadi saya hapal betul rasanya). Dengan cepat saya meneliti telapak
tangan saya apakah mengeluarkan darah atau mungkin benda apa yang
telah melukai tangan saya, but there's nothing...!! rasa panas dan
perih mulai seperti membakar telapak tangan, agaknya salah satu dari
ulat ulat bulu tersebut terpisah dari gerombolannya dan menyempatkan
diri berkenalan dengan saya dengan cara menempelkan beberapa bulunya ke
kulit saya....
Memang rasanya tidak sepanas *ulat api ( setora nitens
) pohon palm atau kelapa sawit tetapi cukup membuat saya jengkel,
bersegera saya ke gubuk untuk mencari tanaman kunyit buat menawarkan
rasa nyeri dan panas sengatan ulat bulu tadi.....
* ulat api ( setora nitens )
Dalam hati saya bersyukur, untung baru ulat bulu pohon alpukat, andai saja yang menyengat saya tadi adalah Lonomia Obliqua mungkin saya sudah tergeletak tak berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar