YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG SAINS
Sains adalah kuantitatif. Sains tidak hanya bicara
tentang Bumi yang mengelilingi Matahari, melainkan juga periode orbit,
jarak rata-rata, perihelion dan aphelion, serta parameter fisik lain
yang sifatnya terukur. Seseorang boleh saja datang dan mengajukan teori
Geosentris, tapi ia tidak boleh mengatakan bahwa teorinya berasal, entah
dari “wangsit” atau berdasarkan pemahaman terhadap isi kitab suci
tertentu. Yang harus dilakukannya adalah menunjukkan data kuantitatif
yang dapat dikonfirmasi melalui penelitian berdasarkan metodologi ilmiah
(kalau benar Matahari yang mengelilingi Bumi, maka dalam jarak
berapakah ia mengorbit, berapa lamakah periode orbitnya, dan yang paling
penting, darimana angka-angka itu diperoleh?)
Sains bukan sekedar kumpulan fakta. Sains tidak
semata-mata hafalan tentang urut-urutan planet, struktur atom,
klasifikasi organisme hidup, atau semacamnya. Sains juga mencakup konsep
yang tidak bisa dijelaskan dalam bahasa sehari-hari. Sebagian konsep
sains harus dijabarkan dalam “bahasa” matematis; sebagian lagi melalui
permodelan yang mungkin tidak relevan dengan hal-hal yang biasa kita
jumpai dalam “dunia nyata”. Pemahaman yang mendalam tentang sains tidak
bisa diperoleh hanya dari membaca buku-buku atau menelusuri situs-situs
web tentang pengetahuan populer, melainkan harus melalui jalur akademik.
Sains adalah proses. Asal kata sains adalah “scire”,
bahasa Latin yang artinya “untuk mengetahui”. Sementara ensiklopedia
mendefinisikan sains sebagai studi sistematis terhadap apapun yang bisa
dipelajari, diuji, dan dibuktikan. Dengan demikian, bicara tentang sains
berarti bicara tentang proses, bukannya hasil. Fakta-fakta sains yang
kita kenal sebenarnya adalah produk sains, bukannya sains itu sendiri.
Sains adalah kerja nyata. Para saintis tidak bekerja
dengan hanya membaca buku-buku, lantas langsung meloncat ke kesimpulan
dengan melahirkan teori baru. Setiap produk sains lahir setelah melalui
eksperimen dan observasi yang memakan waktu lama, baik di laboratorium
maupun lembaga penelitian, dan setelah melalui proses pengujian,
pembuktian, hingga koreksi oleh mereka yang benar-benar berkompeten
dalam disiplin ilmunya. Mengajukan suatu teori — katakanlah teori
Geosentris — dengan hanya berdasar pada ayat-ayat kitab suci, apalagi
tanpa latar belakang keilmuan yang sesuai, sama sekali bertentangan
dengan prinsip sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar